Apa itu CBM? Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai konsep Cubic Meter (CBM) dan menyusuri langkah-langkah praktis untuk menghitungnya. Pemahaman yang baik tentang CBM sangat penting dalam industri pengiriman, karena membantu kita memaksimalkan penggunaan ruang kontainer dengan efisiensi.
Mari kita eksplorasi bersama konsep CBM dan rahasia perhitungannya untuk memahami cara terbaik mengelola volume kargo dalam setiap pengiriman.
Apa itu CBM?
CBM, yang merupakan singkatan dari “Cubic Meter” atau meter kubik, adalah satuan pengukuran volume yang umumnya digunakan dalam industri pengiriman barang. Dalam konteks pengukuran cargo, CBM digunakan untuk menentukan seberapa besar ruang yang ditempati oleh suatu barang dalam pengiriman. Penghitungan CBM dilakukan dengan mengalikan panjang, lebar, dan tinggi kargo dalam meter, memberikan hasil dalam meter kubik.
Sebagai contoh, apabila suatu kargo memiliki dimensi 2 meter x 1 meter x 1 meter, maka volume kargo tersebut adalah 2 meter kubik atau setara dengan 2 CBM. Penggunaan CBM menjadi penting dalam perhitungan biaya pengiriman kargo, karena biaya seringkali ditentukan berdasarkan berat atau volume kargo, tergantung pada mana yang lebih besar.
Dengan demikian, CBM memberikan gambaran lebih lengkap dan akurat tentang seberapa banyak ruang yang diperlukan oleh suatu kargo dalam pengiriman, mempengaruhi penetapan biaya secara efisien dan sesuai dengan ukuran sebenarnya dari barang yang dikirimkan.
Cara Praktis Menghitung Volume Meter Kubik (CBM) dengan Mudah dan Akurat
Dalam proses perhitungan Cubic Meter (CBM), kita menggunakan formula CBM = Panjang × Lebar × Tinggi × Jumlah Barang. Sebagai contoh, jika terdapat sepuluh kotak dengan dimensi 2 m x 1 m x 1 m, kita mengalikan dimensi satu kotak dan kemudian mengalikan hasilnya dengan jumlah total barang.
Sebagai ilustrasi, jika setiap kotak memiliki dimensi 2 m x 1 m x 1 m, dan terdapat sepuluh kotak, rumusnya menjadi CBM = 2 m × 1 m × 1 m × 10 kotak = 20 m3 atau 20 CBM.
Untuk perhitungan biaya pengiriman, kita mempertimbangkan total biaya pengiriman sebagai hasil dari Biaya Pengiriman per Ton (1000 kg) dikalikan dengan Berat yang Dapat Dikenakan dalam Ton (1000 kg). Sebagai contoh, jika sebuah paket memiliki dimensi 2 m x 2 m x 2 m, dengan berat kotor 5000 kg, dan perusahaan mengenakan biaya sebesar $100/ton, kita menghitung CBM, Berat Dimensi (DW), dan Berat kotor (GW).
Misalkan CBM = 8 m3, DW (Berat Dimensi) = 8 ton, dan GW (Berat Kotor) = 5 ton. Jika DW lebih besar dari GW, perusahaan pengangkutan akan menggunakan bobot dimensi untuk mengenakan biaya. Total biaya pengiriman dihitung dengan Biaya Pengiriman per Ton dikalikan dengan Berat yang Dapat Dikenakan dalam Ton, misalnya $100 x 8 = $800.
Namun, jika GW lebih besar dari DW, maka berat yang dapat dikenakan biaya dihitung berdasarkan Berat Kotor, bukan Berat Dimensi. Dalam hal ini, Total biaya pengiriman menjadi $100 x 9 = $900.
Penting untuk dicatat bahwa ketika menghadapi kargo dengan dimensi yang berbeda, perlu dilakukan perhitungan volume masing-masing kotak dan menjumlahkannya untuk mendapatkan total CBM pengiriman. Jika kargo memiliki bentuk tidak beraturan, perhitungan CBM mungkin perlu disesuaikan dengan karakteristik spesifik barang tersebut. Meskipun demikian, prinsip dasarnya tetap fokus pada mengalikan panjang, lebar, tinggi, dan jumlah barang. Alat online juga dapat digunakan untuk mempermudah perhitungan tersebut.
Fungsi Penting CBM Pada dunia Logistik
Cubic Meter (CBM) memiliki peran krusial dalam dunia logistik, khususnya dalam perencanaan pengiriman, manajemen gudang, dan penentuan biaya. Berikut adalah beberapa fungsi CBM dalam konteks logistik:
1. Penentuan Ruang Pengiriman
CBM digunakan untuk mengukur volume kargo, memungkinkan perusahaan logistik untuk menentukan seberapa besar ruang yang dibutuhkan untuk mengirimkan barang. Ini membantu dalam pengaturan dan penempatan kargo di kendaraan atau kontainer dengan cara yang paling efisien.
2. Optimasi Biaya Pengiriman
Biaya pengiriman seringkali tergantung pada volume atau berat kargo, dan perhitungan biaya yang akurat memerlukan informasi CBM. Dengan mengetahui volume sebenarnya dari kargo, perusahaan dapat menghitung biaya pengiriman dengan lebih tepat, memastikan bahwa biaya mencerminkan ruang yang digunakan.
3. Efisiensi Logistik
Dengan menggunakan CBM, perusahaan logistik dapat merencanakan dan mengelola rantai pasok dengan lebih efisien. Ini termasuk pengaturan kargo di gudang, distribusi kargo di berbagai moda transportasi, dan pemilihan rute yang optimal.
4. Penyusunan Kargo di Kontainer
CBM membantu dalam penyusunan kargo di dalam kontainer atau unit pengiriman lainnya. Perhitungan yang akurat tentang volume kargo memungkinkan penuhnya ruang yang tersedia, menghindari pemborosan ruang dan memaksimalkan penggunaan kapasitas kontainer.
5. Manajemen Persediaan
Dalam gudang atau fasilitas penyimpanan, CBM membantu dalam manajemen persediaan. Informasi tentang volume kargo membantu perusahaan merencanakan dan mengoptimalkan penggunaan ruang gudang dengan lebih efisien.
6. Pemilihan Moda Transportasi
CBM membantu dalam pemilihan moda transportasi yang paling sesuai dengan karakteristik kargo. Jenis dan volume kargo dapat mempengaruhi keputusan antara pengiriman laut, udara, atau darat.
7. Penentuan Kapasitas Kendaraan
Dalam pengiriman darat, CBM membantu menentukan berapa banyak kargo yang dapat diangkut oleh kendaraan tertentu, memastikan penggunaan kendaraan dengan efisien dan mencegah pemborosan ruang.
Sekarang Anda tidak akan bertanya-tanya lagi mengenai apa itu CBM, karena artikel ini telah menyajikan jawaban yang lengkap untuk Anda. Melalui langkah-langkah praktis untuk menghitungnya, kita telah memahami esensi Cubic Meter (CBM) sebagai kunci utama dalam mengelola ruang kontainer dengan efisien.
Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang mendalam, memastikan bahwa Anda tidak hanya tahu apa itu CBM, tetapi juga dapat mengimplementasikannya secara praktis dalam setiap pengiriman barang Anda.